tiara elsya

  • Home
    • Version 1
  • Download
  • Social
  • Features
    • Lifestyle
    • Sports Group
      • Category 1
      • Category 2
      • Category 3
      • Category 4
      • Category 5
    • Sub Menu 3
    • Sub Menu 4
  • Contact Us

 

Teori Lempeng Tektonik: Pengertian, Jenis Batas Lempeng


Pengertian Lempeng Tektonik

Jika diartikan satu per satu berdasarkan kata penyusun “lempeng tektonik”, lempeng merupakan bagian penyusun materi bumi paling atas. Menurut Stein (2013), sebagian besar lempeng bumi memiliki ketebalan mencapai 100 km. Sedangkan tektonik merupakan suatu proses pergerakan pada kerak bumi yang menimbulkan lekukan,lipatan, patahan yang berakibat pada tinggi rendahnya permukaan bumi.

Dari penjelasan di atas, pengertian lempeng tektonik sangat erat kaitannya dengan lapisan litosfer bumi. Lapisan litosfer merupakan bagian atas bumi yang terdiri dari kerak bumi dan mantel bumi. Keduanya memiliki sifat kaku dan padat.

Oleh karena itu, bagian litosfer tersebut mengalami proses sehingga menjadi lempeng-lempeng tektonik. Dengan demikian, lempeng tektonik merupakan bagian atas bumi yang mengalami proses pergerakan sehingga menimbulkan pembentukan tinggi rendahnya suatu permukaan bumi. Hal ini berpengaruh pada penampakan permukaan bumi yang lebih dinamis.


Teori Lempeng Tektonik

Teori lempeng tektonik merupakan sebuah teori besar dalam bidang geologi yang dikembangkan untuk memberikan penjelasan mendalam terkait fakta pergerakan besar litosfer bumi secara alami. Dalam teori lempeng tektonik juga menjelaskan interaksi-interaksi dari lempeng-lempeng tersebut. Hal ini menimbulkan beberapa asumsi yang menjadi hipotesis penelitian lebih lanjut.

Adapun asumsi-asumsi yang dimaksud ialah (a) adanya pembentukan material lempeng yang baru; (b) material listofer akan berbentuk menjadi lempeng kaku; (c) luas area permukaan bumi konstan; dan (d) lempeng litosfer dapat mentransmisikan tekanan pada jarak horizontal tanpa adanya penyambungan. Kesimpulannya adalah bahwa lapisan litosfer terbagi menjadi lempeng-lempeng tektonik. Terdapat banyak lempeng baik besar maupun kecil sesuai dengan jenis pergerakannya.


Contoh Teori Lempeng Tektonik

Teori lempeng tektonik pertama kali muncul untuk menjelaskan pergeseran benua. Seorang ahli yang bernama Alfred Wegener menulis dalam bukunya yang berjudul “ The Origin of Continents and Oceans” pada tahun 1912. Bukunya ini menjelaskan tentang teori continetal drift atau apungan benua, dimana benua-benua yang ada saat ini dulunya satu kesatuan kemudian bergerak menjauh melepaskan diri.

Telah diketahui bahwa pada mulanya semua benua menjadi satu kesatuan yang disebut dengan supercontinent atau benua super besar bernama Pangea. Namun, tak lama kemudian super benua tersebut terbagi menjadi beberapa bagian yang dinamai Gondwana dan Laurasia. Adapun pergerakan benua ini diibaratkan bongkahan es yang mengapung dan bergerak di lautan.

Oleh sebab itu, teori ini disebut juga dengan teori pengampungan kontinen. Dimana bumi tidak bersifat permanen, melainkan bergerak dan mengapung. Hingga akhirnya menjadi sebuah benua yang bersifat konstan dan kaku.

Selanjutya dijelaskan secara rinci bukti-bukti bahwa terdapat super benua atau Pangea. Bukti tersebut didukung oleh fakta-fakta di lapangan yang ditemukan oleh para ahli. Berikut bukti-bukti tersebut:


1. Kesamaan Garis Pantai

Kesamaan atau kecocokan garis pantai ini ditemukan pada benua Amerika Selatan dengan benua Afrika Barat. Dimana kedua benua ini dapat dihimpitkan satu dengan lainnya, jika melihat garis pantai yang ada. Wegener menduga bahwa awalnya kedua benua tersebut dulunya menjadi satu kesatuan, hingga ia mulai mencocokan semua garis pantai yang ada pada sebuah benua.

2. Persebaran Fosil

Telah ditemukan adanya fosil-fosil yang sama pada beberapa benua. Misalnya, fosil Mesosaurus yang tersebar pada beberapa tempat berbeda benua serta dipisahkan oleh lautan. Hal ini diasumsikan bahwa dulunya tempat-tempat tersebut dekat dan dihubungkan oleh jalur darat.

Mesosaurus merupakan suatu reptil besar yang hidup di danau air tawar dan sungai. Hidup sekitar 260 juta tahun yang lalu. Fosilnya ditemukan di benua Amerika Selatan dan benua Afrika.

Selain itu, juga ditemukan fosil tanaman Clossoteris yang hidup sekitar 260 juta tahun lalu. Tanaman ini dapat ditemukan di benua Afrika, India, Amerika, dan Antartika. Kemudian juga ditemukan fosil reptil seperti Cynoghatus dan Lystrosaurus.

3. Kesamaan Jenis Batuan

Kesamaan jenis batuan ditemukan pada jalur pegunungan Applachian yang berada di bagian timur benua Amerika Utara. Sebaran dari pegunungan ini menyebar di timur laut, namun secara tiba-tiba jalur pegunungan ini menghilang di Newfoundlands. Kemudian ditemukan pegunungan dengan kesamaan jenis penyusun batuan di Scandinavia.

Jika diletakan pada posisi sebelum terpisah atau mengapungnya benua, maka pegunungan-pegunungan tersebut membentuk satu jalur yang menerus. Inilah salah satu cara yang digunakan untuk membuktikan teori continent drift. Yaitu dengan mempersatukan kesamaan penampakan bentuk-bentuk geologi yang dipisahkan oleh lautan.

4. Bukti Iklim Purba (Paleoclimatic)

Iklim pada masa purba menjadi bukti ilmiah yang coba dipelajari oleh para ahli geologi dan kebumian untuk membuktikan teori benua mengapung. Pada 250 juta tahun yang lalu, telah diketahui bahwa belahan bumi bagian selatan mengalami iklim dingin, seperti Antartika, Australia, Amerika Selatan, Afrika, dan India. Proses glasiasi ini terjadi terus menerusdi beberapa daerah.

Hingga akhirnya para ahli percaya bahwa daratan yang mengalami glasiasi berasal dari satu benua super besar yang sama. Kemudian benua tersebut saling terpisah dan mengapung menjadi beberapa bagian. Itulah yang memperkuat teori pengapungan benua

5. Medan Magnet Benua (Paleomagnetisme)

Salah satu cara lainnya yang dilakukan Wegener untuk membuktikan teorinya adalah dengan menentukan intensitas serta arah medan magnet bumi. Pertama Wegener dan para ahli menentukan medan magnet purba dengan menganalisis beberapa batuan yang memiliki kandungan mineral kaya unsur besi. Pemakaian mineral kaya unsur besi ini disebut dengan fosil kompas.

Selanjutnya fosil kompas tersebut akan berperan menjadi kompas yang menunjukan arah kemagnetan. Hal ini dipengaruhi adanya komposisi basalitis. Oleh sebab itu, batuan-batuan yang telah terbentuk akan merekam arah kutub magnet pada saat dimana batuan tersebut terbentuk, sehingga ahli dapat mengetahui kesamaan arah kutub magnet dan lokasi suatu terbentuk.

Dari keseluruan bukti yang disampaikan Wegener di atas kemudian menjadi pertimbangan para ahli lainnya dalam memutuskan suatu teori. Hingga akhirnya terjadi perkembangan teori lempeng tektonik ke arah peluasan (spreading) sebagai hasil dari pergerakan vertikal (upwelling) batuan. Tetapi tidak menyepakati adanya ukuran bertambah besar bumi (expanding earth), sehingga terjadi zona subduksi dan sesar translasi

Adanya perkembangan teori tektonik lempeng membuatnya lebih umum dan dapat diterima oleh berbagai kalangan. Dengan demikian, banyak dilakukan penelitian selanjutnya agar teori dapat diterima secara luas. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh ahli geologi Harry Hammond Hess dengan rekannya yang seorang oseanografi, Ron G. Mason.

Penelitian yang dilakukan kedua ahli tersebut bertujuan untuk menjelaskan secara mendalam terkait seafloor sprending dan balikan medan magnet bumi (geomagnetic reversal). Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa adanya mekanisme pergerakan vertikal batuan yang baru. Oleh karena itu, bumi dapat dikatakan mengalami pergeseran pada lempengnya.

Seiring dengan banyaknya penelitian perkembangan tersebut, membuat teori lempeng tektonik dianggap sebagai teori yang mutakhir dalam segi penjelasan dan prediksi. Hal ini juga disebabkan adanya anomali magnetik bumi. Dimana dapat ditemukan lajur-lajur sejajar simetris dengan magnetisasi di dasar laut pada kedua sisi mid-oceanic ridge.

Jenis-Jenis Batas Lempeng Tektonik

Terdapat tiga jenis batas lempeng tektonik berdasarkan pergerakan lempeng secara relatif terhadap satu dengan lainnya. Ketiga jenis ini erat hubungannya dengan fenomena-fenomena di permukaan bumi. Berikut penjelasannya secara rinci:

1. Batas Divergen

Batas divergen disebut juga sebagai zona pertambahan atau pembentukan lempeng baru. Batas divergen merupakan zona dimana lempeng-lempeng bergerak saling menjauh satu sama lainnya. Oleh sebab itu, bagian yang kosong karena adanya pergerakan lempeng menjauh akan terisi oleh bagian dari mantel bumi di lapisan litosfer.

Kondisi tersebut akan menyebabkan mid oceanic ridge atau rift valley. Hal tersebut membuat lempeng benua terbelah menjadi dua sehingga timbul intrusi magma pada bagian tengah lempeng yang ditinggalkan. Intrusi magma ini merupakan muncul karena adanya arus konveksi yang mendorong kedua lempeng bergerak pada arah berbeda.

Kemudian magma tersebut akan mendingin serta mengeras sehingga terciptalah litosfer samudera baru. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa evolusi batas divergen memiliki tiga tahap penting pada proses kejadiannya. Pertama, batas divergen membuat lempeng yang ada pada litosfer bergerak membelah atau menjauh satu sama lain.

Kedua, saat lempeng tersebut membelah, magma dari astenosfer akan memenuhi bagian yang kosong atau celah tersebut. Ketiga, celah tersebut akhirnya membentuk lautan sempit. Misalnya, Laut Merah dan laut sempit yang terbentuk di Teluk California.

2. Batas Konvergen

Batas konvergen merupakan suatu zona penghancuran atau pengkonsumsian. Oleh sebab itu, lempeng-lempeng pada permukaan bumi relatif saling mendekat satu sama lain. Salah satu lempeng akan masuk menghujam serta menembus mantel sehingga lempeng tersebut mengalami peleburan atau penghancuran karena suhu tinggi.

Pada zona konvergen ini banyak terjadi fenomena subduksi dan kolisi. Jika lempeng-lempeng memiliki bahan yang berat maka akan terjadi subduksi. Sedangkan jika lempeng-lempeng memiliki bahan yang ringan akan terjadi kolisi.

Gerakan kolisi di permukaan bumi dapat menimbulkan barisan pegunungan. Sedangkan gerakan subduksi menciptakan barisan pegunungan vulkanik. Selain itu, akan terjadi lipatan pada wilayah lempeng yang tertekan karena deformasi batuan.

Pergerakan lempeng pada zona konvergen dilihat dari wilayah subduksi dan kolisi. Contohnya seperti, (a) Gerakan yang terjadi antara lempeng samudera dengan lempeng samudera yang dapat membentuk sebuah pulau, misalnya Pulau Montserrat di Karibia; (b) Gerakan yang terjadi antara lempeng samudera dengan lempeng benua yang membentukan barisan pegunungan dengan aktivitas vulkanisme tinggi, misalnya Pegunungan Andes di Amerika Selatan; (c) Gerakan yang terjadi antara lempeng benua dengan lempeng benua menyebabkan litosfer zona subduksi mengalami deformasi, misalnya pembentukan Pegunungan Himalaya. Dari proses konvergen tersebut seringkali juga menciptakan pola gempa bumi dengan sebaran yang berbeda-beda di setiap daerah sesuai dengan karakteristik wilayah.


3. Batas Transform

Batas transform disebut juga dengan batas geser (Shear Boundary). Hal ini dikarenakan pada batas transform tidak terdapat litosfer yang dihancurkan maupun tidak terdapat litosfer baru yang diciptakan. Lempeng-lempeng akan cenderung bergerak secara lateral atau mendatar satu sama lainnya.

Namun pada batas ini akan banyak ditemukan patahan transform (transform fault). Misalnya seperti patahan punggung laut dengan panjang ratusan kilometer. Patahan jenis ini banyak dijumpai di wilayah Lautan Pasifik, Atlantik, maupun lautan selatan.

Selain itu, batas transform juga mengakibatkan gerakan relatif sinistral (ke kiri di sisi yang berlawanan) maupun dekstral (ke kanan di sisi yang berlawanan). Hal ini menciptakan sesar, seperti Sesar San Andreas di California. Perlu diingat juga Grameds, bahwa batas transform banyak terjadi di dasar laut.


Poin Penting Terkait Pergerakan Lempeng Bumi

Untuk memahami pergerakan lempeng bumi beserta dampak yang ditimbulkan pada bentang alam, maka kita perlu mengetahui beberapa poin di bawah ini:

  1. Sifat kerak benua di muka bumi adalah ringan dan permanen. Oleh sebab itu, kerak benua tidak bisa tenggelam. Hal ini juga disebabkan karena masa jenis kerak benua sangatlah rendah. Sedangkan kerak samudera bersifat sementara, karena setiap mengalami tabrakan dengan kerak benua maka akan terjadi subduksi atau penenggelaman.
  2. Lempeng benua dapat terbentuk dari kerak benua maupun kerak samudera sesuai dengan gaya yang mempengaruhi pergerakan lempeng di wilayah tersebut.
  3. Letak kerak benua dapat berada jauh di luar batas benua yang berkaitan.
  4. Lempeng bumi tidak dapat menempati suatu medan atau tempat yang sama. Jika terjadi proses penempatan yang sama, maka salah satu lempeng akan menjadi gunung atau dihancurkan pada bagian mantel bumi.
  5. Jika terdapat dua lempeng yang bergerak saling berjauhan maka akan terjadi kerak samudera baru pada wilayah tersebut.
  6. Bumi bersifat konstan, artinya tidak mengalami perubahan ukuran besar maupun kecil. Hal ini berkaitan pada pembentukan kerak samudera di suatu tempat akan diiringi dengan penghancuran kerak samudera di tempat lain.
  7. Gerakan lempeng secara umum sangatlah lambat, sehingga sulit untuk dapat dirasakan oleh manusia. Namun, jika terjadi gerakan cepat secara tiba-tiba dan berkala, maka gerak lempeng tersebt disebut dengan gempa bumi.
  8. Bentang alam tektonik dapat ditemukan pada batas lempeng (plate boundaries).
  9. Perbedaan dari kerak benua dengan kerak samudera dilihat dari kepadatan material penyusunnya.
  10. Pergerakan lempeng dapat menyebabkan terbentuknya topografi di permukaan bumi, misalnya pegunungan, palung, dan gunung berapi.

Kesimpulan

Teori lempeng tektonik membuktikan bahwa lempeng-lempeng di bumi mengalami pergerakan secara dinamis. Selain itu, pergerakan setiap lempeng cenderung saling mempengaruhi satu sama lain. Oleh sebab itu, terjadi banyak fenomena-fenomena alam seperti terbentuknya barisan pegunungan, palung laut, gempa bumi, sesar, patahan, dan lipatan.

Kemudian pergerakan lempeng juga menyebabkan pembentukan sekaligus pemecahan benua. Termasuk pembentukan superconcitent, benua super besar yaitu Pangea. Hingga terpecah juga menjadi Gondwana dan Laurasia.

Inilah penyebab terbentuknya penampakan tekstur serta luasan permukaan bumi yang beraneka ragam bentang alam. Bagaimana Grameds hasil pembahasan kita kali ini terkait teori lempeng tektonik? Semoga bisa menjadi referensi Grameds semua, ya. Nah, agar wawasan kita semakin dalam terkait terori tektonik lempeng, Grameds dapat membaca buku di bawah ini. Kami percaya bahwa Gramedia akan terus menjaga semangat untuk menjadi #SahabatTanpaBatas dengan menyajikan buku-buku terbaik untuk kalian semua.

sumber : https://www.gramedia.com/literasi/teori-lempeng-tektonik/

 

4 Lapisan Penyusun Bumi dan Karakteristiknya, IPA Kelas 8 SMP




GridKids.id - Artikel Belajar dari Rumah (BDR) kali ini kamu akan diajak masuk ke materi IPA Kelas 8 SMP Bab 6 tentang Struktur Bumi dan Perkembangannya.

Dalam buku materi IPA Kelas 8 SMP Kurikulum Merdeka Terbitan Kemdikbud, hlm. 174-179 membahas tentang karakteristik lapisan Penyusun Bumi.

Sebagian besar pemandangan alam yang kita nikmati di depan mata kita adalah bentuk perubahan yang terjadi pada Bumi kita.

Perubahan pada bentang alam terjadi karena adanya tenaga pembentuk Bumi atau yang disebut juga sebagai tenaga geologi.

Tenaga ini dibagi menjadi dua macam yaitu tenaga eksogen yang berasal dari luar Bumi, seperti pelapukan, pengikisan, dan pengendapan.

Lalu, ada juga tenaga endogen yang berasal dari dalam Bumi yang meliputi tektonisme dan vulkanisme.

Berikutnya akan dijelaskan satu persatu tentang lapisan penyusun Bumi dan karakteristiknya. Yuk, simak sama-sama uraian lengkapnya di bawah ini, Kids.

Bagian-Bagian Penyusun Lapisan Bumi

1. Kerak Bumi

Kerak Bumi merupakan lapisan yang paling tipis dibandingkan lapisan-lapisan Bumi lainnya.

Kerak Bumi terdiri atas tanah dan batuan yang mudah pecah dan mengandung beragam unsur kimia, seperti oksigen, silikon, besi, alumunium, kalsium, magnesium, juga natrium.

Selain itu, lapisan Bumi yang satu ini juga memiliki kandungan batuan berharga seperti emas, perak, platinum, atau karbon dalam bentuk berlian dan grafit.

Lapisan kerak Bumi terbagi menjadi dua jenis, yaitu kerak Benua (ketebalan 30-70 km) dan kerak Samudera (6-11 km).

Lapisan kerak Bumi ini merupakan lapisan yang paling kurang rapat yang punya massa jenis terendah dibandingkan lapisan Bumi lainnya sehingga lapisan ini ada di bagian paling atas.

Suhu Kerak Bumi bervariasi yang jika digali makin dalam maka suhunya akan makin tinggi atau panas.

2. Mantel Bumi

Lapisan mantel Bumi adalah lapisan yang paling tebal dengan ketebalan mencapai 2.900 km dan menjadi lapisan yang paling berat juga.

Mantel Bumi terdiri dari dua lapisan, yaitu mantel luar (ketebalan 35-410 km) dan mantel dalam (410-2.900 km),

Lapisan mantel luar dan kerak Bumi membentuk litosfer dengan suhu sekitar 250 derajat Celcius.

Lapisan mantel berbentuk padat dan terdiri dari batuan-batuan silikat yang mengandung besi dan magnesium yang mudah bergerak di bagian mantel dalam.

Suhu mantel Bumi yang sangat tinggi yaitu 2.500 derajat Celcius membuat materi padatan di dalamnya mudah bergerak karena logam-logam yang berbentuk cair.

3. Inti Luar Bumi

Berbeda dengan kerak dan mantel Bumi, lapisan inti luar adalah satu-satunya lapisan yang terdiri dari cairan yang pekat atau magma.

Enggak ada kandungan air di lapisan Bumi ini, karena cairannya terbuat dari lelehan besi dan nikel setebal 2.900-5.100 km.

Suhu di lapisan inti luar Bumi berkisar antara 3.800-6.000 derajat Celcius.

4. Inti Dalam Bumi

Lapisan inti dalam Bumi punya suhu yang paling tinggi dibanding lapisan Bumi lainnya, yaitu 5.000- 7.000 derajat Celcius.

Ketebalan antara 5.100 - 6.400 km dengan kandungan besi, nikel, belerang, karbon, oksigen, silikon, dan kalium.

Enggak seperti inti luar yang berbentuk cairan, inti dalam berbentuk padat karena tekanannya sangat tinggi di lapisan Bumi yang satu ini.

 

Pengertian dan Klasifikasi Unsur Kimia, Materi IPA Kelas 8 SMP


GridKids.id - Artikel Belajar dari Rumah (BDR) Materi IPA Kelas 8 SMP sudah memasuki bab ke 5 tentang unsur, senyawa, dan campuran.

Dalam buku materi IPA Kelas 8 SMP Bab 5 Kurikulum Merdeka Terbitan Kemdikbud, hlm. 126-128 tentang unsur.

Unsur merupakan zat tunggal yang enggak bisa diuraikan lagi jadi zat yang lebih sederhana.

Air adalah zat murni yang tersusun atas oksigen dan hidrogen yang merupakan unsur-unsur dalam air yang enggak bisa lagi diuraikan ke bentuk yang lebih sederhana.

Hingga saat ini para ahli menyatakan bahwa ada 110 unsur dan sisanya adalah unsur buatan.

Unsur alami adalah unsur yang terbentuk tanpa campur tangan manusia, sedangkan unsur buatan adalah unsur yang sengaja dibuat oleh manusia untuk berbagai keperluan.

Unsur biasanya ditulis dalam lambang atau simbol unsur supaya lebih mudah ditulis, dihafalkan, dan dipelajari.

Lambang unsur yang digunakan sampai saat ini adalah usul dari J.J. Berzelius yang memberikan lambang berdasar huruf dengan nama latin, dengan beberapa aturan penulisan sebagai berikut:

- Jika terdiri dari satu huruf maka simbol unsur ditulis dengan huruf besar yang diambil dari huruf pertama nama latin unsurnya. Contoh: B (Borium), C (Carbonium), dan H (Hydrogenium).

- Jika terdiri dari dua huruf, maka ditulis dengan huruf besar yang diambil dari huruf pertama nama latin, disusun dengan huruf kecil dari salah satu nama latin unsurnya. Contoh: Ar (Argon), Ag (Argentum), dan Al (Aluminium).

- Jika terdiri dari tiga huruf, maka lambangnya ditentukan oleh Komite Internasional IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry) berdasarkan rangkaian huruf awal sesuai dengan nomor unsurnya. Contoh: Uuu (Unununium), Uuq (Ununquadium), dan Uup (Ununpentium).

Klasifikasi Unsur Kimia



1. Unsur Logam

Besi (Fe) biasa digunakan dalam pembuatan baja dengan campuran karbon.

Tembaga (Cu) biasa digunakan untuk bahan pembuatan listrik, perhiasan dan uang logam, lalu Emas (Au) biasa digunakan untuk pembuatan perhiasan.

2. Unsur Non-Logam

Flour (F) bentuk senyawa yang sering jadi bahan campuran pasta gigi.

Brom (Br) yaitu senyawa yang sering digunakan sebagai bahan baku obat penenang saraf.

Yodium (I) yaitu senyawa yang biasa digunakan sebagai bahan baku obat antiseptik dan garam dapur.

3. Unsur Semi-Logam (Metaloid)

Silicon (Si) biasa digunakan sebagai bahan pembuat alat-alat pemotong dan pengamplas.

Germanium (Ge) yang bisa digunakan berdasar suhu yang diberikan bisa menjadi konduktor dan isolator.

sumber : https://kids.grid.id/read/473681139/pengertian-dan-klasifikasi-unsur-kimia-materi-ipa-kelas-8-smp?page=all


Pengertian dan Jenis-Jenis Campuran Berdasarkan Fisiknya, IPA Kelas 8 SMP





 GridKids.id - Setelah belajar tentang unsur dan senyawa sebelumnya kamu akan diajak belajar tentang campuran.

Dalam buku materi IPA Kelas 8 SMP Bab 5 Kurikulum Merdeka Terbitan Kemdikbud, hlm. 161-163 dijelaskan tentang apakah yang dimaksud dengan campuran.

Ternyata di sekitar kita banyak zat-zat berbentuk campuran yang terdiri dari dua atau lebih zat dan enggak membentuk zat yang baru.

Inilah yang membedakan antara campuran dan senyawa, meski secara fisik terlihat berbeda dengan zat penyusunnya.

Namun, campuran bisa dipisahkan menjadi zat-zat penyusun dengan metode yang tepat, tanpa harus melakukan perubahan kimia pada campurannya.

Sifat campuran sama dengan sifat zat-zat pembentuknya, misalnya larutan gula yang dibuat bisa membawa sifat air dan juga sifat gula.

Inilah yang membuat campuran kita harus mengetahui sifat bawaan setiap zat penyusunnya supaya bisa menentukan cara tepat untuk pemisahannya.

Mengenal campuran dianggap sangat mudah, dan bisa kamu lihat dengan setumpuk sampah yang ada di rumahmu.

Campuran ini berasal dari berbagai zat yang berkumpul menjadi satu kesatuan yang akan dipisahkan berdasar jenis dan kelompoknya berdasarkan jenisnya.

Selain sampah, udara yang kalian hirup sehari-hari bisa berupa campuran dari berbagai gas yang ada di alam yang akan masuk ke dalam tubuh lewat hidung.

Lalu, apa saja jenis-jenis campuran berdasarkan sifat fisiknya? Yuk, simak sama-sama uraian lengkapnya di bawah ini, Kids.

Jenis-Jenis Berdasarkan Sifat Fisiknya

1. Larutan

Larutan adalah jenis campuran yang paling mudah dikenali dan terbentuk dari zat yang dilarutkan ke dalam zat pelarutnya.

Dalam larutan gula, gula bisa larut dalam air sehingga air disebut sebagai zat pelarut gula.

Larutan enggak hanya terbentuk dari zat padat yang dilarutkan dalam zat cair, dan bisa dibentuk dengan melarutkan zat cair dengan zat cair, atau zat gas ke dalam zat cair.

Ketika larut, zat terlarut enggak akan lenyap begitu saja karena bisa ditimbang zat terlarut dan zat pelarut sebelum dicampurkan.

Massa larutan merupakan jumlah dari massa zat terlarut dan pelarutnya.

Larutan memiliki konsentrasi tertentu berdasarkan jumlah zat terlarut yang ditambahkan dalam zat pelarut dengan volume tertentu.

Suatu larutan dikatakan sebagai larutan encer jika jumlah zat terlarutnya sedikit.

Namun, jika zat terlarut terus ditambah maka larutannya akan berubah jadi larutan pekat.

Zat terlarut yang terus ditambahkan sampai ke titik tertentu sampai zat pelarut enggak bisa lagi melarutkannya maka larutannya disebut dengan larutan jenuh.

2. Suspensi

Campuran antara air dan pasir enggak disebut sebagai larutan tapi suspensi.

Partikel gula dalam larutan gula relatif berukuran sama dengan partikel air sebagai pelarutnya, sehingga gula bisa dilarutkan dengan sempurna.

Suspensi pasir, partikel pasir lebih besar sehingga ketika diaduk terlihat ada di antara zat pelarutnya.

Jika suspensi ini didiamkan selama beberapa waktu, pasir akan terpisah lagi dengan air dan membentuk endapan di dasar gelas.

Contoh suspensi misalnya beberapa jenis obat-obatan dan cat minyak.

3. Koloid

Campuran koloid adalah jenis campuran di antara larutan dan suspensi.

Meski punya sifat yang hampir mirip dengan suspensi, ketika campuran koloid didiamkan, kemampuan menahan zat terlarut relatif lebih lama ketimbang suspensi.

Tipe-tipe koloid adalah sol, emulsi, busa, gel, aerosol, dan aerosol padat.


sumber : https://kids.grid.id/read/473686398/pengertian-dan-jenis-jenis-campuran-berdasar-fisiknya-ipa-kelas-8-smp?page=all


Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Kelas 8B

  • aini
  • alferro
  • amel
  • anin
  • darrel
  • dayyan
  • dhini
  • dinta
  • dita
  • el
  • elta
  • fafa
  • ferdi
  • hanjung
  • hanum
  • inon
  • kyesa
  • nala
  • nazifa
  • nida
  • oka
  • pak sigit
  • rachel
  • raisya
  • raka
  • rengga
  • stevi
  • tiza
  • uziel
  • wildan

ABOUT ME

I could look back at my life and get a good story out of it. It's a picture of somebody trying to figure things out.

SUBSCRIBE & FOLLOW

POPULAR POSTS

  • Presentasi kelompok 4 sistem Eksresi

Categories

  • IPA BAB 1 4
  • IPA BAB 2 12
  • IPA BAB 4 6
  • IPA BAB 5 4
  • IPA BAB 6 3
  • Latihan 1

Advertisement

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

  • Mei 2024 (1)
  • April 2024 (1)
  • Januari 2024 (11)
  • September 2023 (5)
  • Agustus 2023 (7)
  • Juli 2023 (5)

Laporkan Penyalahgunaan

  • Beranda

Mengenai Saya

tiara elsya
Lihat profil lengkapku

Oddthemes

Copyright © tiara elsya. Designed by OddThemes